Teror Terhadap Aktivis Anti Rokok Ilegal: Bukti Lemahnya Penegakan Hukum? - Media Literasi

Home / BERANDA

Rabu, 5 Februari 2025 - 15:21 WIB

Teror Terhadap Aktivis Anti Rokok Ilegal: Bukti Lemahnya Penegakan Hukum?

OPINI,|MEDIALITERASI.ID Teror terhadap aktivis yang berani bersuara bukan lagi hal baru di negeri ini. Tapi tetap saja setiap kali kejadian seperti ini muncul, kita harus bertanya! apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Kasus terbaru menimpa Toifur Ali Wafa, CEO Aliansi Pemuda Reformasi Melawan (ALARM) sekaligus Pemimpin Redaksi Nusainsider.com. Sejak 1 hingga 3 Februari 2025, ia menerima teror dari akun WhatsApp tak dikenal.

Ancaman itu datang setelah ia mengawal dugaan peredaran rokok ilegal di Sumenep yang diduga milik seorang pengusaha lokal berinisial HM.

Intimidasi seperti ini bukan hanya soal teror. Tapi ini lebih penting soal aparat penegak hukum terkait pemberantasan rokok bodong atau ilegal, bagaimana sistem meraka bekerja atau justru tidak bekerja?

Rokok Ilegal Kian Marak, Siapa yang Diuntungkan?

Data dari Indodata Research Center menunjukkan fakta yang seharusnya membuat kita semua resah. adalah Konsumsi rokok ilegal di Indonesia naik 46,95% pada 2024 dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga  Ada Puluhan Vidio Lainnya yang Saya Simpan sebagai Bukti : Tulis Cut Intan Nabila

Ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan ini bukti bahwa ada yang salah dalam penegakan hukum.

Bea Cukai, yang seharusnya jadi garda terdepan dalam memberantas rokok ilegal, tampaknya masih menghadapi tantangan besar.

Distribusi rokok ilegal begitu rapi, menyelinap ke pasar-pasar kecil hingga toko kelontong. Sementara itu, faktor ekonomi dan lemahnya kesadaran hukum masyarakat turut memperparah situasi.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, rokok ilegal ini jelas merugikan negara dan masyarakat. Pajak cukai yang seharusnya masuk ke kas negara hilang entah ke mana. Konsumen pun dirugikan, karena produk-produk ini tak memiliki standar kesehatan yang jelas.

Teror: Alarm Bagi Kebebasan Berpendapat

Lalu, saat ada orang yang berani bersuara seperti Toifur kenapa justru ia diteror?

Kasus ini seharusnya jadi peringatan serius bagi kita semua. Jika aktivis yang mengungkap fakta harus menghadapi ancaman, siapa lagi yang bisa kita harapkan untuk melawan ketidakadilan?

Baca Juga  Asisten SDM Kapolri Tegaskan Kuota Khusus-Rekpro di Seleksi Pusat Taruna Akpol Dihapus

Ini bukan hanya tentang Toifur. Sudah banyak jurnalis, aktivis, dan pegiat sosial yang menghadapi tekanan serupa saat membongkar kasus-kasus yang melibatkan kepentingan besar. Sayangnya, alih-alih mendapat perlindungan, mereka sering kali dibiarkan berjuang sendiri.

Negara Tidak Boleh Diam

Negara harus mengambil sikap tegas. Jika benar pemerintah berkomitmen memberantas rokok ilegal, maka fokusnya harus ke penegakan hukum, bukan justru membiarkan intimidasi terhadap orang-orang yang mengungkap kebenaran.

Kita tidak bisa terus membiarkan pola ini berulang. Jika para pengungkap fakta selalu diintimidasi, lalu siapa yang masih berani bicara?

Seperti yang dikatakan Toifur, ada dua pilihan: diam tertindas atau bangkit melawan. Sekarang, giliran kita yang harus memilih..!

Share :

Baca Juga

BERANDA

RESTRUKTURISASI BUMN LANGGAR UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK (UU-KIP) SEBAGAI NEGARA DEMOKRASI

BERANDA

Massa Demo Tuntut Penetapan Tersangka Konflik Malahayati

BERANDA

Identitas Mayat Mengapung di Sungai Peureulak Terungkap

BERANDA

Gunakan Kursi Roda, Korban Dugaan Malpraktek RS Mitra Sejati Minta Kapoldasu Tindaklanjutin Laporannya

BERANDA

Indonesia Perlu Melibatkan Insiyur Belanda Benahi Bendungan Ciawi Bogor

BERANDA

Laskar 08 Prabowo : Peace Walk Maknai Damai untuk Semua

BERANDA

Medco E&P Malaka Gelar Pelatihan Keselamatan dan Lomba Masak untuk Pengemudi Ojek dan Perempuan Desa

BERANDA

Menteri Agraria dan Tataruang Nusron Wahid Menyatakan Kebakaran Bukan Upaya Penghilangan Barang Bukti Dokumen HGB dan HGU