SILAT POLITIK SURYA PALOH - Media Literasi

Home / OPINI

Selasa, 31 Januari 2023 - 01:44 WIB

SILAT POLITIK SURYA PALOH

OPINI – Seperti biasa selalu ada isu untuk menarik perhatian pada Istana. Membangun kesan Jokowi masih kuat dan masih bisa dilakukan meskipun dibuat-buat. Isu itu adalah reshuffle kabinet. Momen pilihan adalah “mbalelo” Partai Nasdem yang mencalonkan Anies Baswedan sebagai Presiden 2024. Pencalonan yang membuat gerah Istana karena Anies tidak menyukai Jokowi dan Istana.

PDIP langsung menekan petugas partainya agar segera mengganti Menteri yang berasal dari Partai Nasdem. Ada tiga targetnya yaitu Johnny G. Plate, Siti Nurbaya dan Syahrul Yasin Limpo. Ketiganya santer akan di reshuffle. Partai sepakat tentu mengincar terutama PDIP.

Isu bargaining pun mencuat konon yang ditawarkan juga pada PKS. Tentu maksudnya agar PKS tidak mendukung Anies Baswedan. Uniknya PKS secara resmi akan mendeklarasikan dukungan kepada Anies pada acara Rakernas 24 Februari 2023.

Ketika Menteri Partai Nasdem disasar, Ketum Surya Paloh terus bermain silat. Menyatakan loyalitas kepada Jokowi. Terkesan masih bisa negosiasi soal Anies Baswedan. Tentu serangan dia menjadi tajam. Dukungan Partai Demokrat kepada Anies memperkuat sikap Surya Paloh untuk konsisten. Koalisi Perubahan memperkuat diri. Deklarasi bersama sedang dimatangkan.

Surya Paloh dengan silat politiknya membuat Jokowi serba salah dan berada dalam pilihan sulit. Reshuffle atau tidak. Partai Nasdem aodalah pendukung utama penyelesaian pemerintahan. Surya Paloh sangat tahu “daleman” Jokowi. Saya bisa menekan. Luhut Binsar Panjaitan merasa perlu untuk bertemu Surya Paloh di London saat Anies blusukan di Eropa.

Baca Juga  Korkab PKH Dalam Ancaman 'Kutukan' Rakyat Jelata

Anies Baswedan semakin mengokohkan dirinya sebagai tokoh dunia yang disegani. Seakan menjawab serudukan buzzer yang menyebut silaturahmi Anies ke berbagai daerah sebagai curi start. Semestinya para pencemburu itu faham bahwa selama belum ada kaos kontestan maka belum ada curi start. Batas start nya saja belum ada.

Ketika sukses mendapat simpati dunia, buzzer dan pencemburu itu mengatakan Anies adalah budak Eropa. Maksudnya mungkin mengimbangi tudingan Jokowi yang budak China.

Nah soal reshuffle yang antara ya atau tidak memang masih ditunggu. Sangat berisiko jika ternyata pilihannya mencampakkan Menteri Nasdem. Surya Paloh yang kini “baik-baik” dengan Jokowi akan berubah menjadi “tidak baik-baik” lagi. Legalitas Jokowi akan dibongkar baik soal persyaratan Capres, suara palsu atau produk ilegal lainnya. Publik akan mendapat informasi kejutan. Musuh “dalam” biasanya lebih bahaya daripada “musuh luar”.

Dalam perspektif ini Jokowi berat untuk melakukan reshuffle. Jokowi memanggil Surya Paloh ke Istana. Entah apa yang dibicarakan. Sementara itu persiapan deklarasi bersama terus dimatangkan.

Baca Juga  Lembar XXI ; Menelisik Kandidat Koruptor Sumenep "MKKS"

Pertemuan itu strategis dan menentukan untuk tiga kemungkinan.

Pertama, Jokowi meminta agar Anies dilepas oleh Nasdem dan ini hal berat. Dugaan kuat Paloh menolak tekanan ini karena partainya akan ambruk.

Kedua, Jokowi menyatakan ada tekanan untuk merombak Menteri Nasdem dan dia meminta Paloh untuk menerima dan merelakan. Pemberhentian Menteri akan semakin menguntungkan posisi politik Partai Nasdem.

Ketiga, Jokowi tahu Anies tetap didukung Nasdem dan dia tidak akan merombak tetapi meminta banyak jaminan untuk dirinya dan keluarganya jika Anies menjadi Presiden.

Permainan banyak kaki atau politik “kaki seribu” Jokowi ini yang sangat mungkin dilakukan. Artinya tidak akan terjadi reshuffle khususnya Menteri Partai Nasdem.

Jokowi bergerak dengan Capresnya apakah Ganjar, Erick atau Prabowo sementara Koalisi Perubahan bergerak juga. Jika Anies Baswedan sukses Jokowi tetap aman. Berharap diampuni dosa-dosanya.

Jika Surya Paloh kuat dan tidak goyah menghadapi tekanan Istana soal pencalonan Anies Baswedan, maka soal reshuffle hanyalah manuver politik, yang terjadi bukanlah reshuffle.

Reshuffle hanya menambah penyakit bagi Jokowi. Umurnya semakin pendek.

oleh M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Kebangsaan)

Bandung, 2 Februari 2023

Share :

Baca Juga

OPINI

JOKOWI UMPANKAN KE HIU, PAK PRABOWO ?

OPINI

Puasa Mengajarkan Kita untuk Saling Menyayangi

OPINI

Bahasa Aceh Memprihatinkan dan Diambang Kepunahan

OPINI

Penunjukan Mawardi Nur Sebagai Dirut PT PEMA Sudah Tepat

OPINI

Narasi Hukuman Mati Bagi Pelaku Kejahatan BBM Oplosan: Sebuah Tinjauan Hukum dan Moral

OPINI

Halalkah Dana PKH yang Bersumber dari Hutang Negara

OPINI

Komunikasi Pemimpin Sangat Berpengaruh Terhadap Opini Publik

OPINI

Perkebunan Sawit Yang Menjarah Hutan di Indonesia Patut Dikenakan Sanksi Hukum Yang Berat