Oleh: Adam Juliandika [Mahasiswa Pascasarjana S2 Magister Hukum, Universitas Abulyatama Aceh]
MEDIALITERASI.ID | OPINI – Visi Aceh yang Islami, maju, bermartabat, dan berkelanjutan, sebagaimana digaungkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf dan Fadhlullah (Mualem-Fadhlullah), menawarkan harapan besar bagi generasi muda. Salah satu misi krusial yang mendukung visi tersebut adalah peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM), yang tercantum sebagai poin kelima dalam rencana kerja mereka. Sebagai generasi muda Aceh, saya melihat potensi signifikan yang dapat dimaksimalkan di era kepemimpinan ini untuk mencapai tujuan mulia tersebut.
Peningkatan kualitas SDM bukanlah sekadar slogan politik, melainkan fondasi pembangunan Aceh yang berkelanjutan. Investasi pada generasi muda merupakan langkah bijak untuk masa depan. Dengan SDM yang berkualitas dan kompetitif, Aceh tidak hanya dapat bersaing di kancah nasional, tetapi juga mampu menembus pasar internasional. Hal ini akan berdampak pada terciptanya lapangan kerja yang berlimpah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Keberhasilan ini akan memperkuat berbagai sektor, mulai dari ekonomi hingga sosial budaya.
Misi peningkatan kualitas dan daya saing SDM ini harus diimplementasikan secara terukur dan komprehensif. Hal ini membutuhkan strategi yang terencana dengan baik, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan diawasi secara ketat. Beberapa langkah konkret yang dapat diambil antara lain:
Peningkatan Kualitas Pendidikan
Saat ini, tingkat partisipasi pendidikan tinggi di Aceh masih berada pada angka 24,02%, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 31,12% (BPS Aceh, 2024). Program beasiswa unggulan untuk siswa berprestasi dari daerah terpencil perlu diperluas, memungkinkan mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ternama, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, hanya 65% guru di Aceh yang telah tersertifikasi. Oleh karena itu, pelatihan dan sertifikasi guru perlu ditingkatkan agar mereka mampu mengadopsi metode pembelajaran inovatif, seperti project-based learning dan inquiry-based learning.
Pemanfaatan Teknologi
Akses internet di Aceh, terutama di pedesaan, masih terbatas, dengan hanya 47,2% rumah tangga memiliki akses internet pada tahun 2024 (Kominfo, 2024). Pemerintah perlu menyediakan akses internet gratis di sekolah dan perpustakaan di seluruh Aceh untuk menjembatani kesenjangan digital. Pelatihan literasi digital juga harus digalakkan untuk meningkatkan kemampuan generasi muda dalam memanfaatkan teknologi untuk berbagai keperluan, seperti berwirausaha, mencari informasi, dan membangun jaringan komunikasi yang efektif.
Penciptaan Lapangan Kerja
Berdasarkan laporan BPS Aceh 2024, angka pengangguran terbuka di Aceh mencapai 5,89%, dengan sekitar 153 ribu pengangguran, yang didominasi oleh lulusan sarjana dan SMK (Infoaceh.net, 2024). Dukungan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui fasilitas dan pelatihan sangat penting untuk menciptakan lapangan kerja baru. Pemerintah juga perlu menarik investasi di sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, dan perikanan, yang memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja lokal.
Pengembangan Soft Skills
Program pengembangan kepemimpinan, pelatihan komunikasi, dan kerja sama tim sangat penting untuk melengkapi hard skills yang dimiliki generasi muda. Program ini dapat melibatkan praktisi dan ahli di bidangnya untuk menghasilkan lulusan yang siap bersaing di tingkat global.
Kolaborasi dan Sinergi
Forum dialog yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat sipil sangat penting untuk menciptakan sinergi dalam pengembangan SDM. Kerjasama dengan perguruan tinggi dapat memperkuat penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan, teknologi, dan ekonomi kreatif.
Keberhasilan peningkatan kualitas dan daya saing SDM di Aceh tidak hanya akan berdampak positif bagi generasi muda, tetapi juga membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Aceh. Dengan SDM yang unggul, visi Aceh yang Islami, maju, bermartabat, dan berkelanjutan dapat terwujud. Implementasi misi ini harus dijalankan secara konsisten, transparan, dan berkelanjutan. Saya optimis bahwa kepemimpinan Mualem-Fadhlullah mampu membawa Aceh menuju era keemasan yang baru.