Men PANRB Tjahjo Kumolo Beri Perhatian Khusus Tangani Tenaga Honorer - Media Literasi

Home / BERITA

Jumat, 3 Juni 2022 - 15:09 WIB

Men PANRB Tjahjo Kumolo Beri Perhatian Khusus Tangani Tenaga Honorer

Men PANRB Tjahjo Kumolo (dok. Wikipedia)

JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo menghimbau para Penjabat Pembina Kepegawaian (PPK) instansi Pemerintah baik Kementrian/lembaga maupun pemerintahan daerah (K/L/D) untuk menentukan status kepegawaian pegawai non – Aparatur Sipil Negara (ASN) paling lambat 28 November 2023, Jum’at (03/06/2022)

Melansir setkab.go.id, penentuan status kepegawaian pegawai non – Aparatur Sipil Negara (ASN) tertuang dalam surat Menteri PANRB Nomor B/185/M.SM.02.03/2022 tentang status Kepegawaian di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang ditandatangani Tjahjo pada 31 Mei 2022.

Adapun Pegawai non – ASN yang dimaksud adalah Pegawai non – Pegawai Negeri Sipil (PNS), non – Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kerja (PPPK) dan eks – Tenaga Honorer Kategori (THK) ll.

“Agar para Penjabat Pembina Kepegawaian menyusun langkah strategis penyelesaian pegawai non – ASN yang tidak memenuhi syarat atau tidak lulus seleksi Calon PNS maupun Calon PPPK sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan sebelum batas waktu tanggal 28 November 2023”, ujar Men PANRB.

Tjahjo menambahkan, instansi pemerintah yang membutuhkan tenaga lain seperti pengemudi, tenaga kebersihan, dan satuan pengamanan dapat dilakukan melalui tenaga alih daya (outsourcing) oleh pihak ketiga.

“Jadi PPK pada K/L/D tetap bisa memperkerjakan outsourcing sesuai kebutuhannya, bukan dihapus serta merta, ujar Tjahjo.

Baca Juga  Prodi PG PAUD FKIP Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Berbagi Takjil Bulan Ramadhan

Tjahjo mengharapkan Pengangkatan Pegawai melalui pola outsourcing sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan keuangan dan sesuai dengan karakter masing – masing K/L/D.

Lebih lanjut, Menteri PANRB mengungkapkan, pemerintah menaruh perhatian khusus terhadap penyelesaian dan penanganan tenaga honorer yang telah mengabdi di lingkungan instansi pemerintah. Langkah ini dilakukan seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, khususnya penataan sumber daya manusia (SDM) aparatur dan penguatan organisasi instansi pemerintah.

Langkah strategis dan signifikan telah dilakukan pemerintah untuk penanganan tenaga honorer sesuai kesepakatan dengan DPR-RI (7 Komisi Gabungan DPR RI yaitu Komisi I, II, III, VIII, IX, X, dan XI )

Menteri PANRB menerangkan, penyelesaian pegawai non-ASN (non-PNS, non-PPPK, dan THK-II) ini merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Pasal 96 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pun menyebutkan bahwa Pegawai non-ASN yang bertugas di instansi pemerintah dapat diangkat menjadi PPPK apabila memenuhi persyaratan, dalam jangka waktu paling lama lima tahun sejak PP tersebut diundangkan.

“PP No. 49/2018 diundangkan pada 28 November 2018, maka pemberlakuan lima tahun tersebut jatuh pada tanggal 28 November 2023 yang mengamanatkan status kepegawaian di lingkungan instansi pemerintah terdiri dari dua jenis, yaitu PNS dan PPPK,” Tjahjo menegaskan.

Baca Juga  Lebih Dari 13 Ribu Honorer R2 dan R3 di Seluruh Indonesia Gelar Aksi di Depan DPR RI

Berkaitan dengan hal-hal tersebut, dalam rangka penataan ASN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri PANRB meminta PPK untuk melakukan pemetaan pegawai non-ASN di lingkungan instansi masing-masing.

“Dan bagi (pegawai non-ASN) yang memenuhi syarat dapat diikutsertakan atau diberikan kesempatan mengikuti seleksi calon PNS maupun PPPK,” ujarnya.

PP Manajemen PPPK mengamanatkan, PPK dan pejabat lain di instansi pemerintah dilarang mengangkat pegawai non-ASN untuk mengisi jabatan ASN. Dengan demikian, PPK diamanatkan menghapuskan jenis kepegawaian selain PNS dan PPPK di lingkungan instansi masing-masing dan tidak melakukan perekrutan pegawai non-ASN.

Tjahjo menegaskan bahwa amanat PP ini justru akan memberikan kepastian status kepada pegawai non-ASN untuk menjadi ASN karena ASN sudah memiliki standar penghasilan/kompensasi. Sedangkan dengan menjadi tenaga alih daya (outsourcing) di perusahaan, sistem pengupahan tunduk kepada UU Ketenagakerjaan, di mana ada upah minimum regional/upah minimum provinsi (UMR/UMP).

“Kalau statusnya honorer, tidak jelas standar pengupahan yang mereka peroleh”, tutup Tjahjo Kumolo.

Reporter : Ek : | Photo : Ilustrasi | Editor : Endang

Share :

Baca Juga

BERITA

Jelang May Day 2025, Personel Polresta

BERITA

Kapolres Lhokseumawe Ingatkan PT Toya Perdana Utamakan Keselamatan Warga

BERITA

Kapolda Metro Jaya Pimpin Rapat Koordinasi Pengamanan Mayday Fiesta 2025, Imbau Masyarakat Jaga Kondusivitas

BERITA

PPATK Akui Kerja Keras Pemerintah Tekan Judol: Polri Sukses di Penegakan Hukum

BERITA

Rektor Lantik 14 Pejabat Baru di Lingkungan IAIN Lhokseumawe

BERITA

Ini Penjelasan BKN Aceh Terkait Reschedule Jadwal Ujian PPPK Tahap ll

BERITA

Dialog Publik KAMMI Sumut Terhadap 6 Bulan Pemerintahan Prabowo Gibran

BERITA

Nasir Djamil Apresiasi Polres Aceh Timur dan Aceh Tenggara Berhasil Ungkap Kasus Kriminal Serta Narkoba