MEDIALITERASI.ID | PAPUA – Juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom mengaku bertanggung jawab atas aksi penembakan yang menggugurkan seorang polisi di Puncak Jaya. Menurutnya serangan itu dilakukan TPNPB Komando Daerah Operasi atau Kodap Yambi-Puncak Jaya.
Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom juga menyatakan penembakan terjadi saat Pasukan TPNPB Kodap Yambi-Puncak Jaya menggelar operasi di Kompleks 55, Puncak Jaya. Operasi tersebut digelar sejak pagi hingga siang ini.
Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB telah menerima laporan resmi dari Pasukan TPNPB Kodap Yambi-Puncak Jaya. Mereka mengklaim melakukan penembakan terhadap sejumlah aparat militer Indonesia [polisi] sejak pukul 12.10 [Waktu Papua] yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya,” kata Sambom dalam siaran pers TPNPB, Selasa (21/1/2025)
Laporan singkat dalam sepekan terakhir tembak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di wilayah pegunungan Papua telah menelan dua korban jiwa dari pihak kepolisian. Terakhir, Pada Selasa 21 Januari 2025 Brigpol Ronald M Enok dilaporkan tewas tertembak OPM di wilayah Kampung Lima-Lima, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
Kasatgas Humas Ops Damai Kartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo mengaku peristiwa tertembaknya Brigpol Ronald M. Enok terjadi saat korban hendak pulang usai mengisi bahan bakar minyak kendaraannya.
“Korban merupakan anggota Polres Puncak Jaya, laporan yang kami terima penembakan oleh KKB dilakukan saat korban dalam perjalanan pulang usai mengisi bahan bakar kendaraan yang di pakainya. Dia di hadang dan di tembak, pelaku langsung kabur usai menembak Brigpol Ronald,” ungkap Kombes Yusuf, Selasa (21/01/2025).
Mendapat laporan adanya penembakan, Anggota polres Puncak Jaya lalu mendatangi TKP dan mendapatkan Brigpol Ronald sudah tidak bernyawa.
“Anggota lalu mengevakuasi Brigpol Ronald ke Rumah Sakit Mulia guna menjalani pemeriksaan,” jelas Kombes Yusuf.
Menurut Kombes Yusuf diduga kuat pelaku penembakan yang menewaskan Brigpol Ronald adalah KKB pimpinan Bumiwalo Telenggen yang kerap menebar teror di wilayah Puncak Jaya, Papua Tengah.
Sebelumnya pada hari Jumat, 17 Januari 2025 peristiwa yang sama juga dialami oleh Briptu Iqbal Anwar Arif, anggota Ops Damai Cartenz 2025. Briptu Iqbal tewas usai peluru yang ditembak KKB menembus lehernya.
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Rahmadani menjelaskan kejadian tersebut terjadi pada hari Jum’at sekitar pukul 16.30 Wit,” Laporan yang kami terima saat itu almarhum bersama tim nya sedang melakukan giat patroli di sekitar PT. AMO. Tim patroli, yang menggunakan dua kendaraan, sedang melintas di sebuah tanjakan ketika menemukan papan kayu melintang di jalan,” ungkap Brigjen Faizal, Sabtu (18/01/2025).
Lanjutnya, saat kendaraan pertama berhenti untuk memeriksa, tembakan tiba-tiba datang dari sisi kanan tebing. Salah satu peluru mengenai Briptu Iqbal di bagian leher.
” Usai menembak, pelaku langsung melarikan diri ke dalam hutan, Sementara korban dilaporkan meninggal dunia,”sambung Brigjen Faizal.
Menurut Faizal, Pasca-insiden, seluruh personel di lapangan telah diperintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan. Polri juga memastikan bahwa keamanan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
“Kejadian ini merupakan tantangan yang harus kami hadapi sebagai bagian dari tugas menjaga keamanan di Papua. Kami terus memantau perkembangan situasi di lokasi,” ujar Brigjen Faizal Rahmadani.
Brigjen Faizal menambahkan, Operasi Damai Cartenz berkomitmen menciptakan stabilitas di Papua, meskipun menghadapi berbagai ancaman.
“Polri tidak akan gentar dalam menjalankan tugas. Kami akan terus hadir di tengah masyarakat Papua untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Tindakan seperti ini hanya memperkuat komitmen kami untuk menegakkan hukum dan melindungi masyarakat,” tegasnya.
Saat ini, Polri tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penyerangan yang telah menewaskan Briptu Iqbal dan Brigpol Ronald, termasuk mengejar pelaku penembakan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan membantu memberikan informasi yang dapat mempercepat proses penyelidikan.
“Kami meminta dukungan masyarakat agar peristiwa ini dapat diselidiki dengan tuntas dan pelaku dapat segera diketahui, demi terciptanya keamanan dan kedamaian di Papua,” tutup Brigjen Faizal Rahmadani. [Mogouda Yeimo]