ACEH TENGAH – Kepala Desa Kuyun Yasir Arafat (29) manfaatkan Dana Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) bersama warga menyulap limbah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak, Kampung Kuyun, Kecamatan Celala, Aceh Tengah (27/04/2022)
Berawal dari kepeduliannya terhadap lingkungan dan kekhawatiran terhadap sampah non organik yang susah terburai, tepatnya limbah plastik membuat salah satu kepala desa termuda di Kabupaten Aceh Tengah berinisiatif mempelajari metode penyulingan limbah plastik dari membaca dan YouTube secara otodidak.
Meski tidak memiliki dasar terapan ilmu limbah plastik, Yasir menuturkan bermula keprihatinan akibat sampah yang beredar setiap hari di Desa dibawah kepemimpinannya saat ini, bahkan menurutnya menjadi salah satu desa terkumuh akibat sampah.
“Yang paling utama di balik pengurangan angka pengangguran dan penghasilan Bahan Bakar, Penyelamatan Lingkungan yang paling utama, karena saya pribadi merasa kecewa atas kawasan kumuh yang menimbulkan bencana seperti banjir, penyakit dan lain lain”, ucap kepala Desa Kuyun.
Sempat diragukan oleh warga dan dirinya sendiri, namun tekad kepala Desa Kuyun dalam upaya menghadirkan energi terbarukan berbuah manis.
Penyulingan sampah plastik yang di lakukan di Desa Kuyun menghasilkan 3 jenis bahan bakar minyak diantaranya Solar, Premium dan Minyak Tanah dinyatakan dapat digunakan setelah di dilakukan uji sample oleh Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Diponegoro Unit Pelaksaan Teknis Layanan Terpadu BBM memutuskan hasil Pengujian Bensin dari Penyulingan Sampah Plastik dengan No Uji SP-I-170 Parameter Angka Oktan Nilai RON 88.3, MON 88.7,(R+M)R 88.3 metode Uji ASTMD613. Sampah Plastik Pembuangan Umat Manusia bisa di Pakai untuk Kenderaan, Mobil, Motor dan lain sebagainya asal jangan digunakan untuk alat pembakar rumah tetangga.
BUMK Kuyun saat ini mampu menyerap dan menyuling sampah plastik 100 Kilogram per jam dengan jam kerja 8 jam per hari sehingga mampu menyuling sampah plastik 800 kilogram perhari yang akan menghasilan 800 liter bahan bakar minyak, Yasir menuturkan kelompok BUMK Kuyun saat ini mulai kekurangan sampah meski sudah melakukan upaya pengumpulan sampah di luar desanya.
Yasir juga berharap kepada pemerintah Aceh khususnya dan Indonesia umumnya bahkan jika diperlukan disetiap desa memiliki tempat penyulingan dan Bank Sampah untuk dimanfaatkan memanfaatkan. Sampah Plastik yang selama ini menjadi momok bersama, merupakan sumber penyakit dan bencana terhadap lingkungan untuk dimanfaatkan guna meningkatkan perekonomian
“Alhamdulillah atas semua dukungan pecinta lingkungan, kami sudah merasakan manfaat yang luar biasa terhadap peningkatan perekonomian di desa kami”, Ucap Kepala Desa Kuyun.
Lebih lanjut Yasir menuturkan, BUMK yang didirikan oleh dirinya itu belum membutuhkan modal besar lantaran masih bersifat manual, pembakaran nya masih menggunakan blower berkapasitas rendah, hanya membutuhkan modal bio gas yang dibantu dengan kayu untuk melakukan pemanasan blower, sedangkan biaya pembelian sampah super atau plastik yang sudah dibersihkan dengan harga 2000 per kilogram. Rata rata dari 100 Kilogram plastik yang di suling menghasilkan 65 persen solar, 25 persen premium, dan 15 persen menghasilkan minyak tanah.
Selain membeli sampah dari pengumpul, Bank Sampah Burnuyem Centre milik BUMK Kuyun juga menerima sampah kemudian ditukarkan dengan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) bahkan pihaknya juga mengumpul di sekolah dalam rangka mengedukasi kan siswa dengan memberikan jajanan yang ditukar dengan sampah.
“Kalau berbicara persampahan, sampai 24 jam saya siap, karena problematika sampah sampai saat ini masih menjadi Boomerang dan belum terkoordinir dengan baik di seluruh Indonesia, selain menimbulkan bencana, menjadikan kawasan kumuh bahkan program kesehatan pun tidak akan berjalan dengan maksimal jika masih terdapat pemukiman kumuh”, pungkas Yasir.
Dikesempatan yang sama, di akhir perbincangan bersama tim Medialitetasi.id Yasir juga mengharapkan seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Aceh agar dapat memanfaatkan sampah menjadi nilai pendapatan dengan cara melakukan penyulingan seperti yang sudah dilakukan oleh kelompok BUMK di Desanya. Bahkan saat ini dirinya sedang menggagas penyelamatan sampah basah untuk dijadikan biogas yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh semua rumah tangga.
Reporter : Ek | Photo : Yasir Arafat | Editor : Endang