
ACEH UTARA – Geuchik Desa Buket M Ali dilaporkan ke pihak yang berwajib oleh salah satu warga karena tidak terima anaknya di tampar disaat membakar marcon.
Dihebohkan kasus penganiayaan anak berinisial MN yang masih berusia (13) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama saat ini.
M Ali tidak menampik perihal kejadian tersebut, namun dirinya membantah sudah melakukan penganiayaan terhadap warganya, papar M Ali kepada awak Medialiterasi.id disaat melakukan wawancara pada Sabtu Sore (9/4/2022)
Selaku Geuchik Desa Buket menjelaskan, dirinya sudah melarang sebelumnya untuk tidak membakar marcon di desanya karena dapat mengganggu ketentraman warga.
M Ali juga mengatakan pembakaran marcon sudah terjadi beberapa malam sebelumnya, sehingga beberapa warga didesanya merasa terganggu dan mengeluh kepadanya.
“Pembakaran marcon itu, bukan kali itu saja, tapi sudah beberapa malam bahkan dilakukan disaat shalat magrib menuju shalat tarawih”, papar M Ali
Lebih lanjut Geuchik Desa Buket menjelaskan kejadian itu berawal disaat dirinya pulang dari meunasah dan melihat anak – anak sedang membakar marcon, M Ali sempat menegur namun anak – anak tersebut tidak menghiraukannya, bahkan melempar marcon didekatnya.
“Ketika itu saya pulang dari meunasah, saya lihat ada anak – anak kecil berkumpul membakar marcon lalu saya larang karena dapat mengganggu suasana bulan Ramadhan dan ditakutkan terlempar kerumah warga sehingga terjadi kebakaran”, jelasnya.
Menyikapi isu yang sudah beredar di media bahwa dirinya tidak melakukan penganiayaan terhadap salah satu warganya, dirinya mengatakan tidak melakukan penamparan kepada korban namun hanya menepisnya.
“Saya tepis dia, bukan saya tampar, saya tepis buka saya tampar dan bukan penganiayaan” ucap Geuchik Desa Buket.
M Ali selaku Geuchik setempat menyayangkan sikap warga yang tidak mengambil sikap musyawarah dengan pihak aparatur desa, sebelum dilaporkan ke pihak yang berwajib, tutupnya
Reporter : Endang | Foto : (Ilustrasi) Google