MEDIALITERASI.ID | ACEH UTARA — Provinsi Aceh kembali mencatat prestasi dalam perdagangan internasional. Setelah akhir Juli 2025 mengekspor 10.000 metrik ton (MT) cangkang sawit, kini volume pengiriman naik 10 persen menjadi 11.000 MT. Komoditas energi hijau ini diberangkatkan menggunakan kapal MV Asian Hawk melalui Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Aceh Utara, langsung menuju Jepang.
Peningkatan ekspor ini menunjukkan tingginya permintaan global, khususnya dari Jepang, terhadap cangkang sawit Aceh yang kini menjadi salah satu sumber biomassa ramah lingkungan unggulan. Selain meningkatkan devisa negara, ekspor ini memberi dampak ekonomi berlapis bagi petani sawit, pelaku industri lokal, hingga rantai pasok UMKM.
Deputy Branch Manager Operasi & Teknik Pelindo Multi Terminal Lhokseumawe, Taufik Rahmat Nasution, menyebut capaian ini sebagai “penghargaan dunia” bagi Aceh.
“Kenaikan dari 10.000 menjadi 11.000 MT adalah lonjakan yang patut disyukuri. Kami akan terus bekerja maksimal dengan layanan prima agar ekspor berjalan cepat, aman, dan efisien. Momentum ini memperkuat langkah Aceh menjadi poros energi hijau sekaligus poros maritim dunia,” ujarnya.
Ekspor ini dimotori Pelindo Multi Terminal Branch Lhokseumawe bersama PT Kharisma Inti Mitra Indonesia (KIMI). Seluruh proses, mulai dari penimbangan, pengecekan dokumen, hingga pemuatan, dikawal menggunakan sistem digital Integrated Planning & Controlling 24 jam penuh sehingga berjalan tanpa hambatan.
Dengan pengiriman langsung tanpa transit, Aceh menegaskan perannya sebagai garda depan perdagangan energi hijau Nusantara. Langkah ini juga memperkokoh posisi Indonesia di peta energi terbarukan dunia, membawa harapan agar Aceh berkembang menjadi poros energi hijau dan maritim di ujung barat Nusantara. (Muntazar)