Penulis : Muntasir Ramli
OPINI – Penunjukan Mawardi Nur, SE oleh Mualem – Dek FAD (Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh) sebagai Direktur Utama (Dirut) PT. Pembangunan Aceh (PEMA) sudah tepat. “Anak Muda” yang memiliki jaringan luas ditingkat lokal, nasional dan internasional.
Mawardi Nur memiliki background aktivis, menguasai manajemen bisnis dan Pembangunan Daerah. Lulusan Universitas Trisakti Jakarta dan University of California Irvine, Amerika Serikat serta pernah menjabat sebagai Ketua Umum HIPMI Aceh Timur dan Ketua DPD TIDAR Aceh saat ini.
Aceh itu butuh regenerasi, perubahan dan perbaikan. Penunjukan Mawardi Nur, diyakini mampu meningkatkan performa Perusahaan Plat Merah dalam pengelolaan potensi sumber daya ekonomi Aceh.
Saya dan Mawardi Nur pertama kali bertemu di Jakarta, ia menempuh Pendidikan di Universitas Trisakti dan saya menempuh Pendidikan di Pasca Universitas Indonesia.
Kami pernah bekerja di komplek yang sama di Senayan, Mawardi Nur dipercaya sebagai Staf Ahli DPD RI dan saya sebagai Tenaga Ahli DPR RI.
Oleh sebab itu, penunjukan Mawardi Nur yang memiliki jaringan yang luas dan background Pendidikan yang linear sebagai Dirut Utama PT. PEMA Aceh, bukan “sesuatu” meminjam istilah Syahrini, hal yang kemudian melahirkan kontroversi sebagai “ponaan paman” dalam mempengaruhi keputusan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh.
Selama Pemuda itu memiliki kualifikasi dan kompetensi. Sejatinya, perlu didorong dan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkarya dan berinovasi dalam memajukan daerahnya agar Anak-anak muda semakin banyak yang terlibat dalam pembangunan daerah.
InsyaAllah, ditangan Pemuda, Aceh menuju perubahan positif, bagi pengelolaan sumber daya dan perekonomian Aceh.