![](https://medialiterasi.id/wp-content/uploads/2022/07/Screenshot_2022_0704_225936-300x181.jpg)
JAKARTA – Mantan Petinggi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin tanggapi pemberitaan mengenai dugaan petinggi ACT mendapatkan gaji yang jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah dan memiliki 3 mobil mewah mulai dari Alphard, Pajero Sport dan Honda CR-V sekaligus memotong donasi untuk operasional yang di publish oleh Media Tempo yang berjudul ‘Kantong Bocor Dana Umat’ yang di beritakan pada Minggu, (03/07/2022) kemarin.
Akibat pemberitaan tersebut membuat media sosial ACT mendapatkan hastag atau tagar yang negatif diantaranya #AksiCepatTilep dan #JanganPercayaATC.
Melansir detik.com terbitan Senin, (04/04/2022) saat diminta konfirmasi Mengani laporan tersebut, Ahyuddin awalnya menjelaskan tentang organisasi ACT. Dirinya mengatakan dana ACT berasal dari masyarakat di berbagai belahan dunia.
“ACT itu bukan sekedar yayasan biasa, ACT adalah foundation kelas dunia”, ujar Ahyudin kepada Media.
Ahyudin mengatakan wajar jika gaji SDM di ACT besar, hal itu dikarenakan dalam lima tahun terakhir sejak 2017 sampai 2021, donasi yang dikelola ACT mencapai 3 triliun rupiah. Dana tersebut diperoleh dari donasi nasional maupun internasional.
“Dengan performa ACT seperti ini, wajar menurut ukuran profesionalitas semua SDM ACT mendapatkan gaji yang besar dikarenakan standar kerjanya juga besar, kontribusinya juga besar. Semua SDM inti ACT mulai dari Top Leader hingga Office Boy bekerja tidak mengenal waktu, sebab karakter kerja kemanusiaan mengharuskan seperti itu”, papar Ahyudin.
Lembaga Aksi Cepat Tanggap yang berkantor pusat di Menara 165 dan memiliki 5 lantai, sedangkan jumlah cabang ACT pun melampaui 100 cabang di seluruh Tanah Air.
Lebih lanjut Ahyuddin mengatakan, ACT sudah menjadi diplomasi kemanusiaan. menurutnya isu miring penyelewengan donasi. Dia menyebutkan ACT sudah biasa mendapatkan tuduhan sepeti itu.
“Pemberitaan Tempo saya nilai tendensius, mikro, parsial dan tak subtantif, tetapi ACT sejak awal hingga sekarang selalu berhadapan dengan berbagai tudingan miring, bagi kami itu semua adalah keniscayaan dalam membangun gerakan kebajikan yang besar”, pungkasnya.
Menurut Laporan Majalah Tempo, Mantan Presiden ACT, Ahyudin, disebut terseret dalam masalah penyelewengan dana masyarakat tersebut. Ahyudin diduga menggunakan dana lembaganya untuk kepentingan pribadi. Mulai dari membeli rumah dan perabotannya hingga transfer bernilai belasan miliar ke keluarganya.
Ahyudin membantah telah menyelewengkan dana lembaganya itu. “Kalau saya tidak punya uang, boleh dong saya pinjam ke lembaga,” ujarnya dalam wawancara dengan Majalah Tempo.
“Saat ini saya terlilit cicilan rumah, cicilan mobil, bahkan biaya sekolah anak. Jika saya membawa kabur duit lembaga dari mana logikanya?”
Ahyudin didepak dari ACT sejak 11 Januari lalu. Ia mengaku dipaksa untuk mundur dari ACT. Ahyudin merasa difitnah menggunakan dana lembaga untuk kepentingan pribadinya. Dia mengaku berani menghadapi masalah ini di jalur hukum.
“Jika tuduhan itu benar, saya seharusnya dilaporkan ke penegak hukum,” kata dia.
Selain itu, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) saat ini, Ibnu Khajar menjawab berbagai isu mengenai dugaan penyelewengan dana ini yang terjadi di lembaganya.
“Kami mewakili ACT meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat, mungkin beberapa masyarakat kurang nyaman terhadap pemberitaan yang terjadi saat ini, Kami sampaikan, beberapa pemberitaan tersebut benar, tapi tidak semuanya benar”, kata Ibnu dalam konferensi pers di kantor ACT, Menara 165, Jakarta Selatan pada Senin, 4 Juli 2022.
“Kami mewakili ACT meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat, mungkin beberapa masyarakat kurang nyaman terhadap pemberitaan yang terjadi saat ini,” kata Ibnu dalam konferensi pers di kantor ACT, Menara 165, Jakarta Selatan pada Senin, 4 Juli 2022. “Kami sampaikan, beberapa pemberitaan tersebut benar, tapi tidak semuanya benar”.
Ibnu Khajar, Presiden ACT saat ini mengklaim gaji pimpinan tertinggi lembaganya tidak sampai sebesar yang dilaporkan Majalah Tempo.
“Pimpinan tertinggi saja tidak lebih 100 juta. Jadi kalau disebut Rp250 juta, kami tidak tahu datanya dari mana,” tuturnya.
Ia menjelaskan, rata-rata biaya operasional termasuk gaji para pimpinan pada 2017 hingga 2021, adalah 13,7 persen.
“Rasionalisasi pun kami lakukan untuk sejak Januari 2022 lalu. Insyaallah, target kami adalah dana operasional yang bersumber dari donasi adalah sebesar 0 persen pada 2025,” kata lbnu.
Perihal fasilitas mobil, Ibnu menyebut mobil-mobil mewah itu memang dibeli oleh lembaganya, tapi tidak diperuntukkan untuk keperluan pribadi para petinggi ACT.
“Kendaraan dibeli tidak untuk permanen, untuk tugas-tugas. Saat lembaga membutuhkan alokasi dana kembali seperti sekarang ini, otomatis dijual. Jadi bukan untuk mewah – mewahan, gaya-gayaan,” tuturnya.
Sejak dilakukan pergantian kepemimpinan pada Januari lalu, ujar dia, seluruh fasilitas kendaraan Dewan Presidium ACT adalah Innova.
“Kendaraan tersebut pun tidak melekat pada pribadi, melainkan juga bisa digunakan untuk keperluan operasional tim ACT,” ujar dia.
Ia juga mengklaim saat ini kondisi keuangan ACT dalam kondisi baik. Ibnu membantah bahwa keuangan ACT bermasalah akibat dugaan penyelewengan tersebut. Menurut Ibnu, laporan keuangan ACT juga sudah berkali – kali mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit. Ia mengatakan laporan keuangan ACT yang mendapatkan WTP itu juga dipublikasikan di laman resmi mereka.
“Laporan keuangan sejak 2005 sampai 2020 yang mendapat predikat WTP kami sudah publikasikan di web kami, sebagai bagian dari transparansi kepada publik. Kalau ada penyelewengan enggak mungkin kan auditor mengeluarkan WTP?” tuturnya.
Ibnu mengakui lembaganya memang sempat menghadapi dinamika. Namun, sejak 11 Januari 2022, ujar dia, ACT telah melakukan restrukturisasi organisasi. Selain melakukan penggantian Ketua Pembina ACT Ahyudin, juga dilakukan restrukturisasi di 78 cabang di Indonesia serta 3 representative di Turki, Palestina dan Jepang.
“ACT melakukan banyak perombakan kebijakan internal. Sejak 11 Januari 2022 tercipta kesadaran kolektif untuk memperbaiki kondisi lembaga. Dengan masukan dari seluruh cabang, kami melakukan evaluasi secara mendasar,” ujar lbnu Khajar.
Reporter : EK | Photo : Tempo.co | Editor : Endang