MEDIALITERASI.ID | BANDA ACEH – Sekolah Alam Kahfis Aceh bersama Ayo Less Waste (ALW) dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) melanjutkan komitmen hijau melalui kegiatan penanaman pohon sebagai tindak lanjut kolaborasi dalam Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2025.
Aksi ini menjadi langkah nyata menuju target Net-Zero Emission 2060, dengan total 260 pohon ditanam di berbagai sekolah dan lembaga pendidikan di Aceh.
Program ini merupakan kelanjutan dari aksi pengelolaan sampah selama konferensi Indonesia Net-Zero Summit 2025. Sampah yang berhasil dikumpulkan dipilah, dijual, dan hasil penjualannya digunakan untuk membeli bibit pohon. Bibit-bibit tersebut kemudian disalurkan dan ditanam oleh Sekolah Alam Kahfis Aceh di sejumlah sekolah mitra sebagai simbol komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
Koordinator Tanam Pohon KAHFIS, Chairul Ardiansyah Ginting, SM, menjelaskan bahwa sebanyak 260 pohon ditanam di beberapa lokasi berbeda, yaitu SD Negeri Ulee Paya, SD Alam Ukhtani Lhokseumawe, Sekolah Alam Bireuen, SD IT Rabbani Abdya, SMP Negeri 2 Pulo Aceh, dan TPA Desa Gugop Pulo Aceh.
Kegiatan ini turut melibatkan para siswa, guru, serta masyarakat sekitar yang berpartisipasi dalam proses penanaman dan perawatan bibit pohon.
Jenis pohon yang ditanam meliputi ketapang, pucuk merah, alpukat, trembesi, bungur, mahoni, petai, dan cemara. Penanaman juga dilakukan di Sekolah Alam Cahaya Hasanah Banda Aceh, SMA XVI Aceh Barat, dan Gampong Limpok Aceh Besar.
“Penanaman ini bukan sekadar simbol, tetapi bagian dari tanggung jawab moral kami terhadap bumi. Harapannya, setiap pohon yang tumbuh menjadi napas baru bagi lingkungan dan generasi mendatang,” ujar Chairul Ardiansyah Ginting.
Sebelumnya, Sekolah Alam Kahfis Aceh bersama ALW dan FPCI berkolaborasi dalam pengelolaan sampah selama acara INZS 2025. Sampah yang telah dipilah secara bertanggung jawab dijual ke bank sampah, dan hasilnya digunakan untuk membeli bibit pohon sebagai bentuk aksi nyata menuju masa depan yang lebih hijau.
Pembina Sekolah Alam Kahfis Aceh, Siti Nurhidayah, S.Pd., M.Sc. (akrab disapa Bunda Dayah) menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol kepedulian lingkungan, tetapi juga sarana edukasi bagi anak-anak agar mencintai alam sejak dini.
“Menanam pohon bukan sekadar menumbuhkan batang dan daun, tetapi juga menumbuhkan harapan. Setiap pohon adalah investasi jangka panjang untuk bumi dan generasi yang akan datang,” tutur Bunda Dayah.
Melalui kegiatan ini, Sekolah Alam Kahfis Aceh menegaskan komitmennya dalam mendukung aksi iklim berkelanjutan serta menanamkan kesadaran lingkungan kepada generasi muda. Kolaborasi lintas komunitas ini menjadi bukti bahwa langkah kecil dapat memberikan dampak besar bagi masa depan bumi. (Syifa)