MEDIALITERASI.ID | ACEH UTARA – Ecoprint adalah teknik cetak kain yang menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, batang, dan ranting tanaman. Teknik ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia atau sintetis.
Kata “ecoprint” berasal dari gabungan kata “eco” yang berarti lingkungan atau alam, dan “print” yang berarti cetak.
Prinsip ecoprint adalah menempelkan langsung bagian tanaman yang mengandung pigmen warna ke media kain. Proses ini mirip dengan pembuatan batik, tetapi tanpa menggunakan canting atau bahan malam.
Beberapa teknik ecoprint, di antaranya:
Teknik pounding, yaitu meletakkan daun atau bunga di atas kain, lalu dipukul dengan palu
Teknik steaming, yaitu mengukus daun atau bunga pada kain yang sudah ditempeli ornamen tumbuhan
Teknik iron blanket, yaitu menggulung kain yang sudah dibersihkan dengan pipa paralon, mengikatnya dengan tali, lalu mengukusnya selama 2 jam.
Ecoprint memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: Ramah lingkungan, Fleksibel dan bisa dilakukan pada berbagai jenis kain, Menghasilkan pola yang unik dan menarik.
Seiring dengan program Mahasiswa KKN PPM kelompok 175 Universitas Malikussaleh juga menjadikan salah satu program pembelajaran kesenian yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8 Matang Kuli, Aceh Utara, pada Rabu (15/01/2025).
Pembelajaran kesenian dengan memanfaatkan bahan alami ini diminati para siswa.
Ketua kelompok 175, Andika Pratama menyampaikan, pada pembelajaran ecoprint ini, siswa diajarkan cara memilih bahan, memilih bahan, menyiapkan kain dan menerapkan teknik ecoprint untuk menghasilkan motif yang menarik.
Andika bersama rekan Mahasiswa KKN lainnya mengajarkan teknik Pounding untuk siswa. Dimana
para siswa meletakkan dedaunan diatas kain putih dan kemudian dedaunan tersebut dipukul hingga membentuk motif daun warnanya.
Pembelajaran kesenian dengan teknik Ecoprint menjadi salah satu metode pembelajaran role playing (belajar sambil bermain), selain menumbuhkan kreativitas pada siswa kegiatan ini juga menumbuhkan sikap untuk cinta lingkungan, karena kegiatan pembuatan ecoprint menggunakan bahan dan teknik yang ramah lingkungan.
Lebih lanjut Andika menambahkan, teknik ecoprint selain bisa diterapkan sebagai metode pembelajaran, juga dapat menghasilkan perekonomian melalui merchandise yang bernilai tinggi baik dengan membuat totebag atau beragam merchandise lainnya.
Sedangkan untuk menjaga ketahanan warna dari hasil ecoprint itu sendiri Agra tidak luntur disaat pencucian, biasanya pelaku usaha menggunakan air cuka, air tawas, air kapur, air tunjung.
“Biasanya saya pakai air tawas atau tunjung. Kalau air tawas untuk warna agak terang”, ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama kepala sekolah SD Negeri 8 Ainul Mardhiah juga ikut memberi apresiasi atas pembelajaran ecoprint yang di ajarkan oleh Mahasiswa KKN.
“Sangat bagus bagi siswa untuk membentuk karakter anak dalam mendorong perak aktif siswa dalam berkreasi dibidang pembelajaran kesenian”, pungkasnya.