MEDIALITERASI.ID | PAPUA – Damianus Yogi, mewakili West Papua Army dan ULMWP, menegaskan bahwa perjuangan kami bukan sekedar soal kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman, melainkan tentang hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua.
Menurutnya penentuan nasib sendiri bagi Papua, bukan dialog tentang pembangunan atau kesejahteraan.
Selain itu Damianus Yogi juga menolak dialog yang difasilitasi oleh Indonesia atau negara lain dan perlu dimediasi pihak ketiga PBB atau Melanesian Spearhead Group (MSG) sebagai fasilitator dalam penyelesaian konflik Papua Barat.
Masih menurutnya, walaupun dialog terjadi harus memenuhi, permintaan ULMWP Sebagai mewakili seluruh komponen pro Papua merdeka dan west Papua army sebagai mewakili seluruh angkatan bersenjata di Papua.
“Hari ini kondisi sulit pengungsi di Oksop sebagai bukti ketidakpedulian Indonesia.
Keinginan Kami Keluar dari NKRI dan diakui sebagai bangsa merdeka”, ucap Damianus.
“Sikap tegas kami, menginginkan kemerdekaan penuh. Kami melihat dialog yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya penundaan dan tidak relevan dengan tuntutan utama kami bangsa Papua”, ujarnya kembali.
Domianus juga mengecam, jika tuntutan pihaknya tidak dipenuhi, dirinya menegaskan potensi konflik bersenjata di Papua siap semakin besar dan luas.
Seperti dilansir dari Kompas.com, pertemuan Juha Christensen Duta besar Negara Inggris dengan Menteri Koordinator bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Imigrasi, dan Pemasyarakatan RI Yusril Ihza Mahendra mengatakan, aktivis perdamaian asal Finlandia, Juha Christensen menawarkan bantuan untuk menyelesaikan konflik di Papua (21/01/2025)
Menurutnya, Juha menawarkan diri sebagai mediator dialog antara pemerintah Indonesia dengan kelompok-kelompok di Papua, juga kelompok pendukung kemerdekaan Papua di luar Indonesia.
“Namun sejauh ini, Pemerintah berpendapat belum memerlukan adanya mediator untuk memfasilitasi perundingan damai dalam menyelesaikan masalah di Papua, sebagaimana dilakukan di Aceh pada masa Pemerintahan Presiden SBY,” kata Yusril dalam pertemuan dengan delegasi pemerintah Kerajaan Inggris melalui keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).
Domianus berharap penyelesaian konflik di Papua dilakukan melalui mediasi pihak ketiga (Misalnya diselenggarakan oleh PBB atau negara pihak ketiga yang disepakati).
“Agar kami percaya bahwa ini telah berubah, Indonesia harus menunjukkan itikad baik dan setuju pra-kondisi kami. Keinginan kami untuk mencapai referendum yang demokratis, untuk menjunjung tinggi hak kami untuk mandiri,” jelas Demianus.
Domianus juga mengatakan, pihaknya juga bersedia duduk di meja perundingan dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yakni PBB. Namun Panglima WPA Demianus M Yogi mengatakan menolak Dialog versi domestik Indonesia seperti Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia (LIPI). [Mougouda Yeimo]