MIN 28 Aceh Timur Melahirkan Banyak Buku; Layak Digelari Madrasah Literasi - Media Literasi

Home / EDUKASI

Jumat, 16 September 2022 - 03:03 WIB

MIN 28 Aceh Timur Melahirkan Banyak Buku; Layak Digelari Madrasah Literasi

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 28 Aceh Timur, Helmiah, S.Pd (15/09/2022)

ACEH TIMUR – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 28 dinilai sebagai sekolah di Kabupaten Aceh Timur yang paling banyak melahirkan buku karya guru dan siswa sehingga pantas disebut sebagai madrasah Literasi. Setidaknya begitulah hasil amatan Forum Penulis Kemenag Aceh Timur (FPeKAT). Hal itu disampaikan Ketua Forum PeKAT, H. Syarifuddin S. Malem, S.Pd.rI., M.Pd dalam rilisnya, Kamis (15/09/2022).

Syarifuddin menjelaskan, madrasah yang dulu mempunyai nama MIN Sp.IV Peureulak dan terletak di Desa Seunebok Peusangan Kecamatan Peureulak itu telah melahirkan banyak buku yang ditulis oleh guru dan siswanya.

“Saya telah menghitung, dan hasilnya sangat mencengangkan. Di sana terdapat 25 judul buku yang ditulis oleh 6 guru dan 4 murid. Dan semuanya ber-ISBN,” sebut Pengurus Majelis Pendidikan Aceh (MPA) Kabupaten Aceh Timur itu.

Syarifuddin menuturkan, buku-buku yang dihasilkan terdiri dari berbagai jenis, selain buku solo atau hasil karya satu orang, di MIN 28 juga terdapat karya bersama seperti antologi puisi, antologi cerpen, kumpulan essai, dan kumpulan artikel pembelajaran.

Baca Juga  Dosen Unimal Latih Social Learning Network Ke Siswa SMPN 2 Syamtalira Aron

“Selain buku solo karya Dinar Puspita Ayu, di sana saya temukan juga buku-buku antologi hasil karya bersama penulis-penulis se-Kabupaten Aceh Timur, se-Aceh, dan bahkan se-Indonesia. Sangat pantas bila sekolah tersebut memperoleh award bidang literasi dari Bupati dan Kemenag,” sebut Syarifuddin, yang pernah menjadi kontributor Majalah Santunan Kanwil.

Sementara itu, Kepala MIN 28 Aceh Timur, Helmiah, S.Pd yang ditemui terpisah tidak bisa menyembunyikan kegembiraan atas produktifnya guru-guru di sana menulis sehingga melahirkan karya-karya yang spektakuler jumlahnya itu.

”Saya sangat bahagia atas produktivitas para guru dan siswa dalam menulis sehingga melahirkan buku yang jumlahnya spektakuler menurut saya,” ungkapnya.

Helmiah, S.Pd, sudah menjadi kepala sekolah MIN 28 Aceh Timur semenjak 2020 hingga sekarang. Saat ini dirinya bersama para dewan guru sedang dalam proses penerbitan sebuah buku karya bersama penulis Asia Tenggara.

Baca Juga  Transformasi Pendidikan: IAIN Lhokseumawe Gelar FGD Menuju Smart Campus

“Bu Dinar Puspita Ayu dan kawan-kawan sedang menunggu peluncuran Buku Gurindam Kalbu yang mereka tulis bersama penulis ASEAN lainnya,” ungkap Helmiah bangga.

Ketika ditanya apakah sekolah yang dipimpinnya pernah mendapatkan award dari pemerintah, Helmiah menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.

“Untuk pribadi-pribadi penulis pernah diberikan piagam penghargaan oleh Bupati dan Kepala Kantor Kemenag Aceh Timur. Sedangkan untuk madrasah sebagai sebuah lembaga belum pernah,” pungkasnya.

Berikut nama-nama guru MIN 28 Atim yang telah menjadi penulis buku, yaitu Dinar Puspita Ayu, S.Pd.I., Sitti Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 28 dinilai sebagai sekolah di Kabupaten Aceh Timur yang paling banyak melahirkan buku karya guru dan siswa sehingga pantas disebut sebagai madrasah Literasi.

Kontributor : Irfan MP | Photo : Irfan | Editor : Endang

Share :

Baca Juga

EDUKASI

Galeri Investasi UIA x KSPM Jeumpa Bahas Tren Investasi

BERITA

Rektor Lantik 14 Pejabat Baru di Lingkungan IAIN Lhokseumawe

BERITA

SMAN 1 Kuta Makmur Adakan Ajang Kreativitas dan Sportivitas untuk Siswa SMP dan MTS Se Kuta Makmur

EDUKASI

Galeri Investasi UIA Lakukan Gebrakan 1.000 Investor Pasar Modal di Bireuen

EDUKASI

Sekolah Alam KAHFIS Aceh dan Sekolah Alam Biruen Gelar Jelajah Literasi ke Pulo Breuh Aceh Besar
Perkuat Kolaborasi Penelitian, UIA dan APIN Jalin Kerja Sama

EDUKASI

Perkuat Kolaborasi Penelitian, Universitas Islam Aceh dan APIN Jalin Kerja Sama

EDUKASI

Idul Fitri Mendidik Kita untuk Menjadi Orang yang Berani Mengakui Salah

EDUKASI

Ya Allah, Kapankah Aku Bisa Memahami “Sebuah Makna”