LHOKSEUMAWE – Universitas Malikussaleh Sambut 140 Mahasiswa dari 63 Universitas yang tersebar dari pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Gedung GOR Cunda, Lhokseumawe, Rabu (14/09/2022)
Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke 2 tahun 2022 disambut oleh seluruh pimpinan Universitas Malikussaleh yang dimeriahkan dengan Tarian Ranup Lampuan, Tari Ratoeh Jaroe dan Tari Tarek Pukat yang ditampilkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Malikussaleh. Beserta pelantikan dan penyematan tanda pengenal bagi 5 perwakilan Mahasiswa PPM, sekaligus melakukan prosesi Peusijuk yang dilakukan oleh Rektor UNIMAL Prof. Dr. Herman Fithra Asean Eng dan turut di dampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Jullimursyida, PhD, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Baidhawi dan Ketua Koordinator PMM-2, Prof. M. Sayuti.
Ketua Koordinator PMM-2 program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Prof M. Sayuti mengatakan, jumlah mahasiswa yang ditempatkan di Universitas Malikussaleh itu sebanyak 140 mahasiswa dari 63 universitas yang ada di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.
“Sedangkan mahasiswa Unimal yang sudah tiba di universitas penempatan itu sebanyak 230 mahasiswa di berbagai macam pulau di luar Sumatera, jadi sisanya ada 87 mahasiswa lagi itu akan berangkat dalam kloter tujuh dan delapan yang saat ini lagi proses tiketing,” katanya.
Sayuti menyebutkan, semua mahasiswa yang tiba di Unimal itu sudah mulai kuliah sejak 5 September lalu. Mereka sudah menjumpai dengan dekan, Kajur, Kaprodi, dan juga dosen pengampu mata kuliah nya masing-masing.
“Mahasiswa PMM selama disini, itu mengambil mata kuliah itu rata-rata 16 SKS ditambah dengan 4 SKS Modul Nusantara. Untuk Modul Nusantara ini ada 25 kegiatan yang dibagi kedalam empat tema yaitu Kebhinekaan, Refleksi, Inspirasi, dan kontribusi Sosial,” ungkap Prof Sayuti.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Baidhawi menyampaikan, Unimal kembali menerima 10 mahasiswa jalur afirmatif yaitu satu orang dari Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur, dua orang mahasiswa dari Kalimantan Barat. Kemudian sisanya dari Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Para mahasiswa itu akan hadir minggu depan. Kemudian minggu ini akan ada 17 mahasiswa program kerja sama dengan TNI AD yang saat ini lagi berangkat dari bandara Sentani Jayapura. Kampus ini disebut miniatur Indonesia, karena seluruh daerah ada mahasiswanya Unimal,” ungkapnya.
Ia berharap, setelah selesai mengikuti kegiatan PMM di Unimal, nantinya bisa menyampaikan dikampusnya masing-masing bahwa Aceh bukan seperti yang dibayangkan. “Dulu Aceh memang konflik, tapi saat ini Aceh sudah sangat damai. Kepada mahasiswa PMM juga diharap selalu berkoordinasi dengan kami, karena saat ini kalian adalah anak kami,” harap Baidhawi.
Sementara, Rektor Unimal, Prof Herman Fithra dengan memakai pakaian adat Karo menyampaikan, pada tahun 2001 Unimal berubah status menjadi negeri, setelah 21 tahun negeri jumlah mahasiswa Unimal lebih dari 26 ribu orang. Kemudian nama Malikussaleh itu diambil dari nama salah seorang Raja atau Sultan dari kerajaan Samudera Pasai, dan Sultan pertama di nusantara yang membawa Syiar Agama Islam ke seluruh Indonesia. Maka nantinya mahasiswa PMM bisa mengunjungi situs-situs sejarah yang ada di Aceh.
“Salah satu program dari MBKM ini adalah, mahasiswa diberi ruang untuk kuliah dimana saja di Indonesia, ini bertujuan agar kalian (mahasiswa) yang melanjutkan kepemimpinan di negeri ini nantinya pada saat mengambil keputusan, sudah punya referensi dari daerah-daerah yang pernah kalian tempati,” pungkasnya.
Reporter : JA | Photo : Juni Ahyar | Editor : Endang