Informasi Kami

Alamat : Jln. Line Pipa, Desa Blang Adoe, Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, Aceh

We Are Available 24/ 7. Call Now.

Medialiterasi.id | KESEHATAN – Kopi merupakan salah satu minuman khas Indonesia hingga belahan dunia. Menurut badan penelitian National Neuroscience Institute (NNI) Singapura mengungkapkan bahwa membawa salah satu dari dua masyarakat di Asia berpotensi mengalami risiko penyakit Parkinson. Bahkan untuk warga negara Singapura sendiri diperkirakan 10 persen dari penduduknya memiliki potensi terkena Parkinson.

Peminum kopi dan teh, bergembiralah – terutama mereka yang memiliki kecenderungan genetik untuk terkena penyakit Parkinson (PD).

Penelitian yang dilakukan oleh National Neuroscience Institute (NNI) Singapura, mengungkapkan bahwa dengan meminum dua cangkir kopi (kopi lokal tradisional yang terbuat dari biji kopi Robusta) sehari dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson sebanyak empat hingga delapan kali lipat.

Seperti kita ketahui kopi memiliki Kafein yang dapat memberikan efek positif terhadap pencegahan terjangkitnya penyakit Parkinson dan melindungi dari beragam kondisi neurodegeneratif lainnya, menurut Profesor Tan Eng King, yang merupakan Wakil Kepala Eksekutif (Urusan Akademik) dan Konsultan Senior di Departemen Neurologi NNI.

“Kami telah menunjukkan bahwa hal ini dapat mengurangi risiko PD secara signifikan dan menyamakan kedudukan bagi orang-orang Asia yang secara genetik berisiko lebih tinggi terkena PD dan saat ini bebas gejala,” kata Prof Tan.

Prof Tan menuturkan, lebih dari 8.000 masyarakat di Singapura mengalami Parkinson. Menurut peneliti dari NII itu mengaku hal itu merupakan kondisi neurodegeneratif dengan pertumbuhan tercepat secara global.

Kafein diketahui mengurangi peradangan neuron di otak, sehingga membantu mengurangi kematian sel, kata Prof Tan pada Simposium Penyakit Parkinson dan Gangguan Gerakan Internasional Singapura ke-10. Namun, belum diketahui bagaimana kafein mampu melindungi dari penyakit Parkinson.

Lebih lanjut Prof Tan juga menyatakan masyarakat Asia diperkirakan memiliki risiko mengalami Parkinson 1,5 persen hingga dua kali lebih tinggi. Seperti di wilayah Asia Timur dan Singapura bahkan masyarakat Singapura sendiri diperkirakan mencapai 10 persen.

Sebuah studi terpisah yang dilakukan NNI menunjukkan bahwa 26 persen populasi lansia di Singapura mengalami tanda-tanda mengidap Parkinson ringan.

Penyakit Parkinson merupakan penyakit kelainan otak yang menyebabkan gerakan tidak terkendali, seperti gemetar, kaku, dan kesulitan keseimbangan dan koordinasi.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Prof Tan yang melibatkan 4.488 subjek yang menyelesaikan kuesioner asupan kafein untuk menunjukkan konsumsi kafein harian mereka. Dari jumlah tersebut diatas, 1.790 orang di temukan menderita Parkinson dan 2.698 orang tidak mengalaminya.

Prof Tan juga menyarankan, bagi penderita Parkinson diharapkan dapat mendapatkan rata-rata asupan kafein sekitar 448 mg. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki gejala Parkinson cukup mengkonsumsi kafein sebanyak 473 mg atau asupan kafein yang dibutuhkan setara dengan empat hingga lima cangkir kopi arabika seduh ala Barat (235ml atau 8 fl oz per cangkir) atau dua cangkir kopi yang terbuat dari biji kopi Robusta, yang memiliki kandungan kafein lebih tinggi dibandingkan biji kopi arabika. [Translator/Editor : endæ]


editor

Medialiterasi.id Portal Media Informasi, Edukasi dan Peradaban Dunia. Melihat Fakta dengan Cara Berbeda Aktual dan Terdepan dalam Menyajikan Beragam Peristiwa di Seluruh Pelosok Nusantara.