Oleh :
T.M. Jamil
Associate Profesor,
Social Scientist, USK, Banda Aceh
Alhamdulillah beberapa hari yang lalu Jamaah Haji Asal Aceh telah terbang dan Menuju Baitullah. Selamat Jalan Saudaraku Sebagai Tamu Allah Menuju Baitullah, Do’a Kami Menyertaimu. Semoga Selalu Diberikan Allah Swt Kesehatan Yang Prima dan Jiwa Yang Suci, Sehingga Dapat Melaksanakan Semua Amal Dan Kewajiban-kewajibannya. Insya Allah, Aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal Alamin.
Para Calon Jama’ah Haji Yang Budiman. Kami panjatkan puji kepada Allah, yang telah melimpahkan taufiq kepada saudara-saudara sekalian untuk dapat menunaikan ibadah haji dan ziarah ke Masjid Haram, semoga Allah swt menerima kebaikan amal kita semua dan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.
KOTA SUCI Mekkah dan Madinah tampak sangat dekat jika lihat pada peta. Namun berbeda dalam karakter dan penataan kotanya. Madinah mempunyai kelebihan tanah yang subur dengan kebun-kebun kurmanya. Udaranya panas, namun terasa ramah dan lembut menyambut insan-insan yang mulia. Kota tua Madinah kini telah menjelma menjadi kota modern yang teratur, bersih dan tenang. Gedung-gedung di seputar masjid Nabawi hampir sama, bentuk dan tingginya. Berwarna lembut seperti masjid Nabi. Mekkah dan Madinah memang dekat pada peta. Namun ternyata cukup jauh, sekitar 490 km dengan jarak tempuh 6 jam dengan bus.
Jamaah Haji Aceh Akan Menunju Ke Baitullah. Mari Kita Iringi Do’a Untuk Mereka Semua. Semoga Allah Swt memberikan kepada mereka kekuatan dan kesabaran dan dapat melaksanakan semua Rukun Haji, Insya Allah kelak akan menjadi Haji yang Mabrur. Ingatlah, Terpilih menjadi Tamu Allah adalah sebuah anugerah. Alhamdulillah, Terutama dan teristimewa untuk Sahabat-sahabat kami tercinta yang berasal dari Kampus Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry dan seluruh warga masyarakat yang pada tahun ini ditakdirkan Allah Swt untuk menjadi tamu-Nya. Namun belum semua kita diberi kemampuan dan kesempatan untuk dapat memenuhi undangan-Nya.
Akan Tetapi, kerinduan dan keinginan dijiwa setiap muslim untuk berusaha memampukan diri melakukan perjalanan ke Baitullah serta menyinggahi kota Nabi sangatlah besar dan Selalu dalam ikhtiar dan do’a. Terbukti dengan adanya antrian daftar tunggu calon jamaah haji yang semakin panjang dan lama. Oleh karena itu bagi para tamu Allah semoga dapat memanfaatkan setiap momen dan menikmati setiap detik jamuan-Nya.
Dan yang lebih penting adalah mampu memaknai pesan dibalik prosesi yang ada dalam setiap rukun haji maupun wajib haji. Untuk itu, setiap calon jamaah haji harus memiliki bekal yang baik untuk kemaslahatan diri dan orang lain.
Berteman sabar, dan berbekal ilmu manasik haji yang cukup dan tentunya tawakkal sebagai sebaik-baik bekal. Selain itu, bekal penting lainnya adalah mempelajari sirah atau sejarah nabi. Sehingga saat berziarah ke tempat-tempat bersejarah di kota suci Madinah dan Mekkah, dapat kita telusuri dan bayangkan kembali jejak perjuangan keluarga nabi Ibrahim AS dan perjuangan Rasulullah Saw beserta keluarga dan para sahabat.
Rasakan betapa dekatnya kita dengan Rasulullah SAW ketika berkunjung ke Raudah di mesjid Nabawi. Getar-getar kerinduan dan kecintaan pada Rasulullah walau berabad jarak memisahkan seakan terobati. Namun rasa yang bergejolak di dalam dada tetap tak tertahankan. Maka, masih terbayang jelas di pelupuk mata ini saat butiran-butiran bening menghiasi kulit di wajah-wajah berwarna rupa.
Jama’ah Haji dan Tamu Allah Yang Budiman. Izinkanlah Kami sampaikan berikut ini pesan dan wasiat, dengan harapan agar ibadah haji kita diterima oleh Allah sebagai haji yang mabrur dan usaha yang terpuji.
Pertama : Ingatlah, bahwa saudara-saudara sekalian sedang dalam perjalanan yang penuh berkah, perjalanan menuju Ilahi dengan berpijak kan Tauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta memenuhi seruan-Nya dan ta’at akan perintah-Nya. Karena tiada amal yang paling besar pahalanya selain dari amal-amal yang dilaksanakan atas dasar tersebut. Dan haji yang mabrur itu balasannya adalah surga.
Kedua : Waspadalah anda sekalian dari tipu daya syetan, karena ia adalah musuh yang selalu mengintaimu. Maka dari itu hendaknya kita saling mencintai dalam naungan rahmat Ilahi dan menghindari pertikaian dan kedurhakaan kepada-Nya. Ingatlah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah bersabda : “Artinya : Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri”.
Ketiga : Bertanyalah kepada orang yang berilmu tentang masalah-masalah agama dan ibadah haji yang kurang jelas bagimu, sehingga saudara-saudara mengerti. Karena Allah telah berfirman : “Artinya : Maka bertanyalah kamu kepada orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. Dan Rasul pun telah bersabda : “Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk di karuniai kebaikan, maka ia niscaya memberinya kepahaman dalam agama”.
Keempat : Ketahuilah, bahwa Allah telah menetapkan kepada kita beberapa kewajiban dan menganjurkan kita untuk melakukan amalan-amalan yang sunnah. Akan tetapi tidaklah diterima amalan sunnah ini apabila amalan-amalan yang wajib tadi disia-siakan. Hal ini sering kurang disadari oleh sebagian jama’ah haji, sehingga terjadilah perbuatan yang menggangu dan menyakiti hati sesama mu’min. Sebagai contoh ; ketika mereka berusaha untuk mencium Hajar Aswad, ketika melakukan ramal (berlari kecil pada tiga putaran pertama) dalam tawaf qudum, ketika shalat dibelakang Maqam Ibrahim, dan ketika minum air Zamzam.
Amalan-amalan tersebut hukumnya hanyalah sunnah, sedangkan mengganggu dan menyakiti sesama mu’min adalah haram, hukumnya. Patut kah kita mengerjakan suatu perbuatan yang haram hanya semata-mata untuk mencapai amalan yang sunnah? Maka dari itu hindarilah perbuatan yang dapat mengganggu dan menyakiti satu sama lain, mudah-mudahan dengan demikian Allah memberikan pahala yang berlipat ganda bagi para calon jamaah haji sekalian.
Kemudian Kami Tambahkan Beberapa Penjelasan Sebagai Berikut :
SATU : Tak layak bagi seorang muslim melakukan shalat disamping wanita atau dibelakangnya, baik di Masjid Haram ataupun di tempat lain dengan sebab apapun, selama ia dapat menghindari hal itu. Dan bagi wanita hendaklah melakukan shalat dibelakang kaum pria.
DUA : Pintu-pintu dan jalan masuk ke Masjid Haram adalah tempat lewat yang tak boleh di tutup dengan melakukan shalat di tempat tersebut walaupun untuk mengejar shalat jama’ah.
TIGA : Tidak boleh duduk atau shalat didekat Ka’bah atau berdiam diri di Hijir Ismail atau di Maqam Ibrahim, sebab hal itu dapat mengganggu orang-orang yang sedang melakukan tawaf. Lebih-lebih disaat penuh sesak, karena yang sedemikian itu dapat membahayakan dan mengganggu orang lain.
EMPAT : Mencium Hajar Aswad hukumnya adalah sunnat, sedangkan menghormati sesama muslim adalah wajib. Maka janganlah menghilangkan yang wajib hanya semata-mata untuk mengerjakan yang sunnat.
Dan dikala penuh sesak cukuplah anda beri syarat (mengacungkan tangan) kearah Hajar Aswad sambil bertakbir, dan terus berlalu bersama orang-orang yang melakukan tawaf. Seusai anda melakukan tawaf janganlah keluar dengan menerobos barisan, tetapi ikutilah arus barisan tersebut sehingga saudara-saudara dapat keluar dari tempat tawaf dengan tenang.
DAN LIMA : Mencium rukun Yamani tidak termasuk sunnat, cukuplah para jamaah menjamahnya dengan tangan kanan apabila tidak penuh sesak, seraya mengucapkan “Bismillah wallahu Akbar”.
Akhirnya, kami berpesan kepada segenap kaum muslimin agar selalu berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah. “Dan ta’atlah kamu sekalian kepada Allah dan Rasu-Nya supaya kamu dikaruniai rahmat”. Barakallahu Fiekum. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya agar kelak menjadi Haji Yang Mabrur, Haji Yang Pahalanya Berbalas Surga. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.
Bumi Serambi Mekkah, 30 Mei 2023