Strategi Mengatur Waktu Pembelajaran Selama Bulan Ramadan - Media Literasi

Strategi Mengatur Waktu Pembelajaran Selama Bulan Ramadan

Photo : Ilustrasi Google

Bulan yang dinantikan dan diharapkan perjumpaannya oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Semua strata, semua usia, semua profesi. Termasuk dosen dan mahasiswa.

Seiring dengan melandanya Covid-19 dan beralih ke status endemik, pembelajaran “dibolehkan” oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara tatap muka (luring). Tentunya, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dan Sebagian masih tetap dilakukan dengan cara daring.

Pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kalender akademik, pembelajaran pada bulan Ramadan dilaksanakan sebagaimana biasa.
Dosen dan mahasiswa melaksanakan aktivitas sesuai dengan program semester yang telah disusun sebelumnya. Tentu dengan penyesuaian waktu, agar ibadah puasa dan kewajiban belajar seiring sejalan.

Pimpinan perguruan tinggi baik tingkat Prodi, Kajur, Dekan sampai Rektor sebagai manajer di kampus diharapkan dapat melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadan. Perencanaan tersebut dirumuskan bersama para dosen dan tenaga kependidikan.

Sebagai manejer di kampus, Pimpinan perguruan tinggi harus mampu mengatur waktu pembelajaran selama bulan Ramadan. Penulis akan membagikan beberapa tips yang dapat dilakukan oleh Pimpinan perguruan tinggi, sebagai berikut:

1. Mengatur jam masuk dan jam keluar
Jam masuk adalah waktu dimana warga kampus mulai beraktivitas di kampus. Kegiatan mulai apel pagi sampai dengan jam keluar. Pengaturan waktu masuk dan keluar disesuaikan dengan kondisi kampus/daerah.
Selama bulan Ramadan, waktu belajar (boleh) dikurangi, tergantung komitmen bersama. Contoh pengaturan waktu belajar.

2. Mengatur jam kerja dosen
Agar tugas dosen terarah, perlu mengatur jam kerja dosen selama bulan ramadan. Jam kerja dosen “kebijakan” oleh Pimpinan perguruan tinggi. Apa lagi dosen perempuan, “pemeran” utama menyediakan menu buka puasa untuk keluarganya.
Kaum bapak pula, sebagai “pemeran pembantu”. Untuk menambah amaliah bulan Ramadan selama jam kerja di kampus, Pimpinan perguruan tinggi perlu memanfaatkan waktu untuk meningkatkan ukhuwah dan amaliah infirodi (individu).

3. Mendesain perkuliahan lebih menarik
Aktivitas di bulan Ramadan, “mengurangi” jam tidur normal. Karena yang berpuasa melaksanakan berbagai amalan, baik pagi, siang, malam, dan dini hari. Ingatkan dosen, bahwa “serangan mengantuk” akan tiba antara pukul 09.00-10.00.
Pimpinan perguruan tinggi sebagai pemimpin pembelajar, wajib memberikan “wejangan” kepada dosen agar melaksanakan perkuliahan yang menyenangkan. Berikan dosen petunjuk.
Apabila diperlukan, membantu menyediakan media atau alat peraga yang akan digunakan. Proses supaya perkuliahan harus menarik.
Dosen harus mendesain materi kuliah yang benar-benar berpusat kepada mahasiswa. Mahasiswa berada dalam suasana joyfull learning. Harus benar-benar student center. Rasa mengantuk akan hilang apabila dosen dan mahasiswa melaksanakan aktivitas fisik dan mental.
Laksanakan aktivitas: berdiskusi, berkolaborasi dalam kelompok. perkuliahan di luar ruangan, dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Perpustakaan kampus dapat dijadikan sebagai sarana belajar mahasiswa. Lalu, lihatlah prosesnya. Pasti mahasiswa merasa senang, dan rasa mengantuk akan hilang.

4. Meniadakan praktik pembelajaran fisik
Di luar bulan Ramadan, mata kuliah praktik dilaksanakan dengan dua kegiatan: teori dan praktik. Selama bulan Ramadan, praktik ditiadakan. Materi perkuliahan dengan kegiatan belajar teori. Tentunya, dosen mata kuliah harus menggunakan media yang menarik, agar mahasiswa tidak mengantuk.

5. Memantau kegiatan perkuliahan. Salah satu tugas Pimpinan perguruan tinggi adalah melaksanakan pemantauan proses perkuliahan. Baik dengan cara berjalan di koridor kampus, di sepanjang ruang kuliah. Berjalan jangan tergesa-gesa. Optimalkan semua alat indra.
Berhentilah sejenak di depan ruang kuliah, sambil mengamati dengan seksama aktivitas di ruang tersebut. Lakukan kegiatan untuk semua fakultas. Tindakan Pimpinan perguruan tinggi tersebut merupakan bentuk “pengawasan” terhadap proses yang dilaksanakan di kampus. Yakinlah, dengan cara demikian dosen dan mahasiswa akan termotivasi belajar.

6. Memberi informasi kepada orang tua
Orang tua perlu mengetahui kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadan. Agar mereka dapat melaksanakan peran dan pengawasan, sebagai bagian dari tanggungjawab terhadap pendidikan anaknya. Pimpinan perguruan tinggi membuat surat edaran kepada sivitas akademika. Surat edaran tersebut dikirim melalui WA Grup kampus atau bentuk cetak dokumen.

7. Melaksanakan ibadah buka puasa bersama
Buka puasa adalah momen yang membahagiakan bagi yang menjalankan ibadah puasa. Terbayang kenikmatan rezeki yang diberikan Allah SWT.
Pimpinan perguruan tinggi memanfaatkan momen untuk bersilaturahmi dengan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Jadwal buka puasa ditentukan oleh Pimpinan perguruan tinggi bersama dosen dan tenaga kependidikan. Kemudian Pimpinan perguruan tinggi membuat undangan kepada siapa saja yang ingin diundang.

Pimpinan perguruan tinggi adalah motivator. Setiap hari harus membangun semangat dalam dirinya. Afirmasi juga dibangun sejak pagi. Tentunya yang dibangun adalah afirmasi positif.
Apabila kita bangun pagi dengan pikiran positif, maka sikap positif tersebut akan mewarnai ucapan, pikiran, dan tindakan kita sampai kita tidur kembali, di malam hari.

Motivasi dan afirmasi positif, sebaiknya disebarkan waktu pagi. Sesudah sholat shubuh setelah membaca al-Quran, Pimpinan perguruan tinggi mengetik kata-kata motivasi dan afirmasi lalu menyebarluaskannya melalui WA Grup kampus.

8. Tebar rasa ikhlas
Anda yakin dengan teori kuantum? Alam dimana kita tidak berada pada dunia materi, tetapi dunia immateri. Energi kuantum bisa “menyebar” terhadap warga kampus.

Sikap ikhlas bekerja yang diperankan oleh Pimpinan perguruan tinggi akan menebar kepada warga kampus. Niat baik akan tersemat kepada orang baik.
Demikian pula dengan sikap ikhlas akan terbangun bersama orang yang ikhlas dalam satu komunitas atau kampus.

pembaca yang budiman pasti memiliki strategi yang sama atau mirip dengan artikel ini. Harapan penulis, tulisan ini akan saling bersinergi dengan strategi lain, sehingga menjadi referensi bagi Pimpinan perguruan tinggi, dosen, orang tua, dan mahasiswa dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran selama bulan Ramadan.

Penulis : Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd.

Total
0
Shares
Related Posts
Read More

Islamisasi Ilmu Sekuler

Sekitar tahun 1992 Prof. Dr. Mukti Ali disela-sela sebuah seminar di Gontor tiba-tiba bergumam, “Bagi saya Islamisasi ilmu…