


ACEH TIMUR – Perwakilan Tim kementerian sosial RI kunjungi Rumah warga tidak layak huni yang sempat viral dimedia sosial beberapa saat yang lalu desa Buket Bata, kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, kamis (24/02/2022)
Kartini (38) merupakan salah satu warga di Desa Buket Bata yang merupakan seorang janda yang memilki tanggungan dua orang anak lelaki, anak yang pertama bernama Maulidan bin Zulkifli (ALM) berusia 20 tahun, sedangkan anak keduanya bernama Sultan bin Ridwan berusia 13 tahun.
Kartini yang baru delapan bulan menjadi warga desa Buket Bata kecamatan Pante Bidari kabupaten Aceh Timur viral di media sosial beberapa waktu lalu karena tinggal di gubuk reot yang tidak layak huni bersama seorang anak Yatim di tempat tersebut.
Kartini merupakan satu dari sekian banyaknya warga desa Buket Bata yang tinggal di gubuk reot berukuran 2,5 x 4,5 meter yang sangat memperihatinkan, apalagi keseharian bekerja sebagai pengambil brondolan sawit demi memenuhi kebutuhan hidupnya bersama dua sang buah hati.
Kartini saat ditanyai awak media ini dirumahnya mengatakan, dirinya dulunya dalam pernikahan pertama mengaku berdomisili di Desa Lueng Abgen bersama mantan suaminya, namun setelah melaui kehidupan 7 tahun bersama meninggal dunia, dalam pernikahan itu dirinya dikarunia seorang anak lelaki yang sekarang sudah berumur 20 tahun.
“Setelah saya hidup menjanda selama sepuluh tahun, saya menikah lagi dengan Ridwan dan saya pindah ke desa Sahraja bersama suami saya yang kedua, dari pernikahan saya yang kedua dikaruniai satu anak laki-laki juga dan sekarang sudah berumur 13 tahun, setelah saya bercerai dengan suami saya yang kedua, saya memilih pulang kerumah orang tua saya pada tahun 2019, sampai akhirnya saya memilih membuat rumah sendiri, dan tinggal di rumah ini bersama dua anak saya sudah hampir satu tahun, jelasnya.
Namun demikian, Kartini sangat mengharapkan uluran tangan para dermawan dan pemerintah untuk mewujudkan cita cita nya memiliki rumah layak huni, dan pemberdayaan ekonomi untuk kebutuhan keluarganya, “saya sangat mengharapkan bantuan rumah layak huni dari pemerintah dan para dermawan, serta modal usaha untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, ujarnya sambil menangis.
Hal ini membuat perwakilan tim Kementerian sosial RI dengan melihat langsung kondisi rumah Kartini, Suratman yang membidangi analisis Kebijakan Muda di kemensos RI itu mengatakan, pihak Kementrian Sosial tidak menindak lanjuti lebih dikarenakan pihak Kemensos RI sebelumnya tidak mengetahui secara pasti mengenai dengan perihal ini, dikarenakan Kartini tidak ada dalam Data Terpadu Kesejahtraan Sosial (DTKS).
“Kami tidak tau Secara pasti terkait dengan kondisi warga miskin, karena ibu Kartini tidak ada data dalam DTKS, yang lebih tahu itu dinas sosial kabupaten, kenapa ini tidak ada dalam data DTKS, kedepannya kita berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi, semua Masyarakat miskin itu harus didata dalam DTKS, katanya.
Terkait dengan langkah tim kementerian sosial RI, Suratman akan menyampaikan Kepada pimpinannya Tri Rismaharini selaku Menteri Sosial Republik Indonesia dan dirinya juga menyampaiakan untuk saat ini tidak bisa memberikan komentar terlalu jauh sebelum dilaporkan kepada atasannya.
“Nanti kita tunggu instruksi selanjutnya, kami tidak bisa berkomentar terlalu jauh, yang jelas kedatangan kami hari ini, adalah bentuk kepedulian kementerian sosial RI terhadap warga miskin, dan kami ambil semua data data yang dibutuhkan, dan kami melaporkan nya kepada pimpinan, nanti kami informasikan kelanjutannya”, tutur Suratman.
Kartini yang baru delapan bulan menjadi warga desa Buket Bata kecamatan Pante Bidari kabupaten Aceh Timur viral di media sosial beberapa waktu lalu karena tinggal di gubuk reot yang tidak layak huni, dan juga ada satu orang anak Yatim yang tinggal di rumah tersebut.
Ketika ditanyakan oleh media mengenai keinginannya saat ini, kartini sangat mengharapkan uluran tangan para dermawan dan pemerintah untuk mewujudkan cita cita nya memiliki rumah layak huni, dan pemberdayaan ekonomi untuk kebutuhan keluarganya.
“saya sangat mengharapkan bantuan rumah layak huni dari pemerintah dan para dermawan, serta modal usaha untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, ujarnya sambil menangis.
Dalam kesempatan yang berbeda, Keuchik Gampong Buket Bata Zakaria yang ditemui awak media ini mengatakan, kartini yang sudah dua tahun menetap di Desa Buket Bata ini, namun baru delapan bulan janda 2 anak ini menjadi warga desa Buket Bata yang sah karena sudah ada KK dan KTP di desa Buket Bata, ujarnya Zakaria.
Kemudian Geuchik Desa Buket Bata lebih lanjut menjelaskan, Sebelumnya ibu Kartini merupakan warga desa Sahraja, setelah bercerai dengan suaminya ibu Kartini pulang ke rumah orang tuanya kedesa Buket Bata pada tahun 2020, dan diurus kependudukan di desa Buket Bata pada November 2021 kemarin, setelah satu tahun lebih menetap dirumah orang tua nya, beliau membangun gubuk sendiri, dan tinggal bersama dua orang anaknya.
Terkait dengan tidak adanya data Kartini dalam DTKS, pada dasarnya kami memang sudah mengalokasikan dana desa untuk membeli hendphone dan untuk biaya pelatihan pengisian data masyarakat miskin ke dalam aplikasi SIKS-NG, tapi aplikasi tersebut tidak dapat kami akses, dan tidak hanya didesa Buket Bata, tapi semua desa tidak dapat membuka aplikasi tersebut, lagi pula Kartini baru 4 bulan ada KK dan KTP di desa Buket Bata, jelas Zakaria
Hal ini juga ikut direspon oleh Camat Pante Bidari M.Jamil. S.Pd.M.Pd dan mengucapkan Terima kasih kepada pemerintah kabupaten Aceh Timur yang sudah turun langsung ke Desa Buket Bata.
Jamil juga berterima kasih dan mengapresiasi pemerintah Aceh timur terutama Bapak bupati H.Hasballah bin H.M.Taib yang sigap turun langsung melihat kondisi rumah Kartini di desa Buket Bata paska di kunjungi oleh PSM dari Aceh Utara, sebelumnya kami dikecamatan Pante Bidari memang tidak ada informasi terkait ibu Kartini
“Kami juga mengapresiasi atas kehadiran Tim dari kementerian sosial republik Indonesia ke desa Buket Bata, semoga dengan kehadiran Tim dari Kemensos RI hari ini dapat membantu meringankan beban Kartini, katanya
Lebih lanjut selaku pimpinan dikecamatan pante Bidari, dirinya juga menghimbau kepada seluruh Keuchik untuk mendata dan melaporkan warga miskin di desa desa ke kasisos di kantor Camat, supaya kami ditingkat kecamatan ada data untuk kami laporkan ke kabupaten, jangan nunggu viral baru sibuk pemerintah desa menyiapkan data masyarakat miskin, inilah tanggung jawab kita sebagai pemerintah desa, kata M.Jamil Kepada awak media ini dirumah Kartini.
Kejadian ini juga ditanggapi oleh Dinsos Aceh Timur melalui Kabid pemberdayaan sosial, Muhammad menjelaskan, pihaknya juga tidak ada laporan sebelumnya dari desa dan kecamatan terkait dengan adanya warga miskin.
“Bukan kami tidak peduli dengan kondisi warga miskin, makanya kita selalu minta data Fakir Miskin dari kecamatan, apalagi ibu Kartini ini baru delapan bulan tinggal di gubuk sendiri”, katanya
Setelah diketahui oleh Dinsos Aceh Timur, Muhammad mengatakan, pihak langsung turun kelapangan untuk meninjau kebenaran informasi tersebut, untuk mendapatkan data data akurat, dan kemudian dilaporkan kepada pimpinan untuk diteruskan ke Kemensos RI, dan hari ini sudah turun Tim dari kementerian sosial RI ke rumah ibu Kartini, sebutnya
Terkait dengan data ibu Kartini yang belum masuk dalam DTKS, kita akan minta operator nantinya untuk memasukkan data nya ke dalam DTKS agar ada nya id DTKS, supaya pemerintah Aceh timur melalui Dinas sosial bisa mengajukan ibu Kartini sebagai peserta program keluarga harapan (PKH) atau untuk bisa mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT) maupun bantuan lainnya, kata cek mad sapaan akrab Muhammad.
Dalam kunjungan tersebut ikut dihadi oleh Camat Pante Bidari M.Jamil.S.Pd. M.Pd. Kapolsek Pante Bidari Iptu JM.Tambunan, bhabinkamtibmas Fery, danramil Pante Bidari, Muhammad Kabid pemberdayaan sosial, Gobid Kabid Reksos, perwakilan Balai Insaf Medan, Tim kementerian sosial RI. Suratman, Restu. Keuchik Gampong Buket Bata Zakaria, mantan TKSK Abdullah Husen T.Muda.
Reporter: (Zul) | Photo : ZAS Aceh | Editor : Endang