Informasi Kami

Alamat : Jln. Line Pipa, Desa Blang Adoe, Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, Aceh

We Are Available 24/ 7. Call Now.

Aceh Utara – Lembaga Kajian Ilmu Falak IAIN Lhokseumawe memperkirakan terjadi 4 kali Gerhana secara global di tahun 2022, diantaranya 2 kali gerhana Matahari dan 2 kali gerhana Bulan.

Berdasarkan hasil perhitungan ilmu falak Tgk Ismail selaku pengamat Astronomi menjelaskan, Gerhana Matahari Parsial, 1 Mei 2022 M, 29 Ramadhan 1443 H di lanjutkan dengan Gerhana Bulan Total, 16 Mei 2022 M, 15 Syawal 1443 H sedangkan Gerhana Matahari Parsial, 25 Oktober 2022 M, 29 Rabiul Awal 1444 H. dan Gerhana Bulan total, 8 November 2022 M, 14 Rabiul Akhir 1444 H.

Lebih lanjut Tgk Ismail mengatakan, dari 4 gerhana yang diperkirakan terjadi pada tahun 2022, hanya satu kali gerhana yang bisa dilihat dari Aceh, yaitu gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada tanggal 8 November 2022 M bertepatan pada malam purnama 14 Syawal 1444 H mulai pukul 16.09.57 WIB sampai pukul 19.48.33 WIB.

“Gerhana Bulan Total ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia saat Bulan terbit di ufuk timur sampai peristiwa gerhana selesai”, ucapnya.

Ia menambahkan Gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya Matahari oleh Bulan yang menyebabkan terjadinya gerhana Matahari dan terhalang cahaya Matahari oleh Bumi yang menyebabkan gerhana Bulan.

Gerhana Matahari terjadi pada fase Bulan baru (new moon), sedangkan gerhana Bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon), namun tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan. Hal ini disebabkan bidang orbit Bulan dalam mengitari Bumi tidak sejajar dengan bidang orbit Bumi dalam mengitari Matahari, namun bidang orbit bulan berbuntuk miring dengan besar sudut sekitar 5 derajat. Seandainya bidang orbit Bulan sama dengan bidang orbit Bumi, maka bisa dipastikan disetiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan.

Gerhana Matahari dikenal ada empat jenis. Pertama, gerhana Matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan sehingga Matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah. Kedua, gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan. Ketiga, gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan Bulan hanya menutupi pertengahan piringan Matahari saja sehingga Matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah Matahari berwarna hitam. Keempat, gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana Matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.

Sedangkan Gerhana Bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana Bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) Bumi, sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan. Kedua, gerhana Bulan sebahagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan Bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti Bumi (bayang umbra). Ketiga, gerhana Bulan penumbra, dimana Bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra).

Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata Bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop. Tutupnya.

Reporter : (Mz) | Photo : Ilustrasi Google | Editor : (Ek)


editor

Medialiterasi.id Portal Media Informasi, Edukasi dan Peradaban Dunia. Melihat Fakta dengan Cara Berbeda Aktual dan Terdepan dalam Menyajikan Beragam Peristiwa di Seluruh Pelosok Nusantara.